zakat-infak-sedekah-wakaf-fidyah-csr-donasi-lazisnu-diy-lazisnudiy-lazisnu-nu-care-lazisnu-jogja-peduli-kemanusiaan-19.jpg

Yuk Kupas Tuntas Perbedaan Infak dan Zakat dalam Islam!

Bagikan ke:

Berbagi rezeki dengan sesama merupakan salah satu ajaran utama dalam agama Islam. Hal ini pula lah yang membuat umat Muslim dianjurkan untuk memberikan sebagian hartanya kepada mereka yang membutuhkan, baik melalui infak maupun zakat. Kedua konsep menyisihkan harta pribadi ini pun sering disebut dalam Al-Qur’an dan hadis sebagai bentuk kepedulian sosial yang dapat membantu meringankan beban masyarakat yang kurang mampu. Lalu apa saja perbedaan infak dan zakat?

Meskipun infak dan zakat sama-sama melibatkan pemberian harta, terdapat perbedaan mendasar dalam konsep, hukum, serta penerapannya lho! Memahami perbedaan antara infak dan zakat ini pun sangat penting agar kita sebagai umat Islam dapat mengamalkannya dengan benar dan sesuai dengan syariat. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai perbedaan keduanya, jadi pastikan kamu simak sampai selesai ya!

Pengertian Infak dan Zakat

Infak dapat dipahami sebagai  pengeluaran harta yang dilakukan secara sukarela di jalan Allah, tanpa batasan jumlah dan penerima tertentu. Infak dapat diberikan kepada siapa saja, baik kepada keluarga, fakir miskin, atau untuk kepentingan sosial lainnya. Termasuk untuk pembangunan masjid dan fasilitas umum. Infak juga mencakup pemberian kepada orang yang membutuhkan dalam situasi darurat, seperti korban bencana alam atau mereka yang sedang mengalami kesulitan ekonomi.

Sedangkan zakat dapat dipahami sebagi kewajiban bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat tertentu. Zakat memiliki ketentuan khusus mengenai jumlah yang harus dikeluarkan (nisab dan haul), serta golongan penerima yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an, yaitu delapan asnaf (golongan yang berhak menerima zakat). Sedangkan dari segi tujuan zakat dikeluarkan atau diberikan bertujuan untuk membersihkan harta seseorang dan membantu perekonomian umat Islam, khususnya mereka yang kurang mampu.

Perbedaan Infak dan Zakat

Berikut adalah beberapa poin yang bisa kamu simak untuk memahami perbedaan antara infak dan zakat

  1. Hukum dan Kewajiban

Infak bersifat sunnah atau dianjurkan dalam Islam bagi semua golongan, sedangkan zakat memiliki hukum wajib bagi pihak atau golongan umat Muslim yang telah memenuhi syarat nisab dan haul. Tidak membayar zakat dianggap sebagai dosa.

  1. Ketentuan Jumlah

Infak tidak memiliki batasan jumlah tertentu dan bisa diberikan kapan saja sesuai dengan keikhlasan si pemberi. Sedangkan zakat memiliki batas minimal yang harus dikeluarkan dari harta yang telah mencapai nisab dan haul. 

  1. Penerima Manfaat

Infak dapat diberikan kepada siapa saja tanpa batasan tertentu, termasuk keluarga, teman, lembaga pendidikan, atau bahkan proyek sosial. Sedangkan zakat hanya diberikan kepada delapan golongan penerima yang disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, hamba sahaya, orang yang terlilit utang (gharim), orang yang berjuang di jalan Allah, dan ibnu sabil (musafir yang kehabisan bekal).

  1. Sumber Harta

Infak dapat berasal dari pendapatan atau harta yang dimiliki tanpa ketentuan khusus. Sedangkan zakat hanya dikenakan pada harta tertentu seperti emas, perak, hasil pertanian, hewan ternak, dan penghasilan yang telah mencapai nisab.

  1. Tujuan dan Dampak

Infak biasanya diberikan untuk berbagi keberkahan dan mendukung berbagai kegiatan sosial. Infak juga dapat membantu meningkatkan solidaritas dalam masyarakat dan meringankan beban mereka yang membutuhkan. Sedangkan zakat memiliki tujuan untuk membersihkan harta, membantu kesejahteraan umat, serta mengurangi kesenjangan ekonomi dalam masyarakat. Zakat yang dikelola dengan baik dapat menjadi solusi dalam memberdayakan ekonomi kaum dhuafa, misalnya melalui program pemberdayaan ekonomi berbasis zakat produktif.

Contoh Penerapan Infak dan Zakat

Untuk memahami lebih lanjut mengenai perbedaan infak dan zakat, berikut adalah beberapa contoh penerapan yang bisa kamu simak:

  • Contoh Infak: Seorang Muslim yang menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu teman yang sedang mengalami kesulitan keuangan, menyumbang ke panti asuhan, atau memberikan donasi kepada korban bencana alam.
  • Contoh Zakat: Seorang petani yang memiliki hasil panen lebih dari nisab wajib mengeluarkan zakat pertanian. Begitu pula seorang pegawai yang memiliki tabungan lebih dari nisab selama satu tahun harus membayar zakat mal sebesar 2,5% dari total harta yang dimilikinya.

Jadi harap diingat ya, infak dan zakat adalah dua bentuk amal yang sangat dianjurkan dalam Islam, namun memiliki perbedaan dalam ketentuan dan penerapannya. Infak lebih fleksibel dan bersifat sukarela, sedangkan zakat memiliki aturan ketat yang wajib dipenuhi oleh setiap Muslim yang mampu. 

Dengan memahami perbedaan ini, umat Islam diharapkan dapat lebih bijak dalam menyalurkan hartanya dan mendapatkan pahala yang maksimal di sisi Allah SWT. Dengan pengelolaan yang baik, infak dan zakat juga diharapkan dapat menjadi solusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat ekonomi umat Islam. Ingin menyalurkan infak dan zakat dengan tepat sasaran agar bisa memberi manfaat yang optimal untuk umat? Salurkan sedekahmu melalui NU CARE-LAZISNU D.I YOGYAKARTA

  • Terpercaya dan Amanah
  • Transparan dan Akuntable
  • Tepat Sasaran

Penulis : Diniar N. Fadilah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *