LAZISNU PWNU DIY Dukung Lelang Wakaf via Gandeng Gendong Super Apps Inisiasi Bank Indonesia DIY dan Bank BPD DIY

Yogyakarta 12, Agustus 2025 Sebuah langkah inovatif dalam mendorong ekonomi berbasis filantropi Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta kembali lahir melalui kegiatan Lelang Wakaf via Gandeng Gendong Super Apps, yang diinisiasi oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan DIY bersama BPD DIY. Program ini memadukan semangat pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan penguatan wakaf produktif, dikemas dalam format modern yang memanfaatkan teknologi digital.

Acara yang digelar di hotel Grand mercure Yogyakarta ini dihadiri oleh berbagai pihak penting, Momen penting dalam kegiatan ini adalah penandatanganan kerjasama antara Bank Indonesia DIY, Bank BPD DIY, dan 11 nazhir wakaf. Para nazhir ini berasal dari berbagai lembaga dan organisasi yang berkomitmen untuk mengelola dan mengembangkan aset wakaf secara produktif. Penandatanganan ini menjadi simbol penguatan kolaborasi, sekaligus langkah konkret menuju ekosistem wakaf modern yang berbasis teknologi.

Konsep Gandeng Gendong sendiri sudah lama dikenal sebagai pendekatan khas Yogyakarta yang menekankan kerjasama lintas sektor: pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media. Melalui model ini, setiap pihak saling menggandeng dan menggendong untuk mencapai tujuan bersama, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara kolektif. Kini, gerakan tersebut berevolusi dengan hadirnya Super Apps Gandeng Gendong, sebuah aplikasi pintar yang mengintegrasikan promosi, pemasaran, transaksi, dan manajemen program pemberdayaan dalam satu platform digital.

Bagian paling menarik dari inovasi ini adalah adanya Lelang Wakaf di dalam aplikasi. Mekanisme lelang dikemas secara interaktif, transparan, dan mudah diikuti, memungkinkan masyarakat untuk menyalurkan wakaf secara kreatif dan menyenangkan. Sistem digital yang digunakan juga menjamin akuntabilitas, sehingga meningkatkan kepercayaan publik.

Ketua LazisNU PWNU DIY menegaskan bahwa sinergi ini adalah bukti bahwa wakaf tidak hanya sebatas amal ibadah tradisional, tetapi juga dapat menjadi instrumen pembangunan ekonomi yang inovatif. “Melalui digitalisasi, kita membuka peluang partisipasi lebih luas, terutama dari kalangan generasi muda yang lebih dekat dengan teknologi. Inilah wajah baru filantropi Islam yang relevan dengan zaman,” ujarnya.

Kegiatan ini juga menjadi simbol kolaborasi strategis antara lembaga keuangan, pemerintah daerah, dan organisasi sosial dalam membangun ekosistem ekonomi inklusif. Bank Indonesia DIY dan Bank BPD DIY berperan sebagai penggerak inovasi finansial, sementara lembaga sosial seperti LazisNU menghadirkan jejaring dan basis penerima manfaat yang tepat sasaran.

Dengan adanya program Lelang Wakaf Gandeng Gendong Super Apps ini, diharapkan Yogyakarta dapat menjadi role model nasional dalam pengembangan wakaf produktif berbasis teknologi. Kombinasi kearifan lokal dan kemajuan digital diharapkan mampu memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat, mengurangi kesenjangan, dan membangun kesejahteraan yang berkelanjutan bagi semua.

ARTIKEL BERITA LAINNYA